RAJABERITA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa Indonesia siap membuka jalur diplomatik dengan Israel apabila Palestina telah meraih kemerdekaan penuh sebagai negara berdaulat. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara eksklusif yang menyoroti arah baru kebijakan luar negeri Indonesia terkait isu Timur Tengah.
“Indonesia sejak awal konsisten mendukung solusi dua negara. Jika Palestina benar-benar merdeka, kita siap untuk menjajaki diplomasi dengan Israel dalam kerangka perdamaian yang adil dan permanen,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataannya di Istana Negara, Selasa (28/5).
Pernyataan ini merupakan sinyal pertama dari seorang Presiden RI yang secara terbuka mengindikasikan kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel—tentu dengan prasyarat tegas: kemerdekaan Palestina.
Presiden menekankan bahwa pendekatan diplomatik adalah alat strategis untuk menjaga perdamaian dan memperjuangkan keadilan. “Diplomasi bukan bentuk pengkhianatan, tapi justru instrumen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas dan menciptakan perdamaian dunia,” tambahnya.
Dukungan terhadap Solusi Dua Negara
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap berada pada posisi mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Komitmen itu, menurutnya, sejalan dengan amanat konstitusi UUD 1945 yang menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.
“Selama Palestina belum merdeka secara utuh, Indonesia tidak akan membuka hubungan resmi dengan Israel. Tapi setelah kemerdekaan itu tercapai, kita siap menjadi jembatan perdamaian,” tegas Prabowo.
Respons Beragam dari Dalam Negeri
Pernyataan ini menuai beragam respons dari publik dan kalangan politisi. Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi hubungan luar negeri menyambut baik arah kebijakan luar negeri yang dinilai lebih realistis dan progresif. “Ini menunjukkan kepemimpinan strategis yang memahami pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan konflik internasional,” ujar politisi tersebut.
Namun, sejumlah ormas Islam dan tokoh masyarakat meminta agar pemerintah berhati-hati dan tetap konsisten dengan semangat solidaritas terhadap rakyat Palestina. Ketua Umum MUI, KH. Anwar Abbas, menegaskan bahwa kemerdekaan yang dimaksud harus benar-benar penuh dan bukan semu.
“Kita jangan terburu-buru. Yang penting Palestina benar-benar merdeka dan berdaulat, baru kita bicara soal diplomasi,” tegasnya.
Diplomasi Sebagai Jalan Perdamaian
Sejumlah analis hubungan internasional menilai pernyataan Presiden Prabowo sebagai langkah maju yang bisa membuka ruang diplomasi Indonesia dalam dinamika global. “Kebijakan ini bisa menempatkan Indonesia sebagai pemain aktif dalam proses perdamaian di Timur Tengah,” ujar Dr. Ratna Fauzia, pakar geopolitik Universitas Gadjah Mada.
Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang belum menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel, sebagai bentuk dukungan moral dan politik terhadap perjuangan rakyat Palestina.
0Komentar
Silahkan beri komentar yang baik dan tidak menghina